Jangan ambil mudah dengan kesan melihat maksiat pada diri kita.
Rasa ‘seronok’ itu bersifat sementara, yang teruknya adalah kesan yang berpanjangan.
Kami kongsikan di bawah bagaimana maksiat memberi kesan pada hidup kita.
Kesan Melihat Maksiat Pada Diri Kita
1) Maksiat Menghalangi Ilmu Pengetahuan
Ilmu adalah cahaya yang dipancarkan ke dalam hati.
Namun, kemaksiatan dalam hati dapat menghalangi dan memadamkan cahaya tersebut.
Ketika Imam Malik melihat kecerdasan dan daya hafal Imam Syafi’e yang luar biasa, beliau (Imam Malik) berkata,
“Aku melihat Allah telah menyiratkan cahaya di dalam hatimu, wahai anakku. Janganlah engkau padamkan cahaya itu dengan maksiat”.
2) Maksiat Menghalangi Rezeki
Jika ketakwaan adalah penyebab datangnya rezeki, maka meninggalkannya bererti menimbulkan kefakiran.
“Seorang hamba dicegah dari rezeki akibat dosa yang diperbuatnya”. (HR Ahmad)
3) Maksiat Menimbulkan Jarak Dengan Allah
Diriwayatkan ada seorang lelaki yang mengeluh kepada seorang arif tentang kesunyian jiwanya.
Sang arif berpesan,
“Jika kegersangan hatimu akibat dosa-dosa, maka tinggalkanlah (perbuatan dosa itu). Dalam hati kita, tak ada perkara yang lebih pahit daripada kegersangan dosa di atas dosa”.
4) Maksiat Menjauhkan Pelakunya Daripada Orang Lain
Terutama dari golongan yang baik. Semakin berat maksiatnya, maka semakin jauh pula jaraknya sehingga berbagai manfaat dari orang lain dihalangi.
Kesunyian ini semakin menguat sehingga pada hubungan kekeluargaan, anak-anak dan hati nuraninya sendiri. Seorang salaf berkata,
“Sesungguhnya aku bermaksiat kepada Allah, maka aku lihat pengaruhnya pada perilaku binatang(kenderaan) dan isteriku”.
5) Maksiat Menyulitkan Urusan
Jika ketakwaan dapat memudahkan segala urusan, maka pelaku maksiat akan menghadapi kesulitan dalam menghadapi segala urusannya.
6) Maksiat Menggelapkan Hati
Ketaatan adalah cahaya, sedangkan maksiat adalah gelap-gulita. Ibnu Abbas RA berkata,
“Sesungguhnya perbuatan baik itu mendatangkan kecerahan pada wajah dan cahaya pada hati, kekuatan badan dan kecintaan.
Sebaliknya, perbuatan buruk itu mengundang ketidakceriaan pada raut muka, kegelapan di dalam kubur dan di hati, kelemahan badan, susutnya rezeki dan kebencian makhluk”.
7) Maksiat Melemahkan Hati Dan Badan
Kekuatan seorang mukmin terpancar dari kekuatan hatinya. Jika hatinya kuat maka kuatlah badannya.
Tapi bagi pelaku maksiat, meskipun badannya kuat, sesungguhnya dia sangat lemah jika kekuatan itu sedang dia perlukan.
Lihatlah bagaimana kekuatan fizikal dan hati kaum muslimin yang telah mengalahkan kekuatan fizikal bangsa Parsi dan Romawi.
8) Maksiat Menghalangi Ketaatan
Orang yang melakukan dosa dan maksiat akan cenderung untuk memutuskan ketaatan.
Seperti orang yang sekali makan tetapi mangalami sakit yg berpanjangan dan menghalanginya dari memakan makanan lain yang lebih baik.
9) Maksiat Memendekkan Umur Dan Menghapus Keberkahan
Pada dasarnya umur manusia dihitung dari masa hidupnya. Sementara itu tak ada yang namanya hidup kecuali jika kehidupan itu dihabiskan dengan ketaatan, ibadah, cinta dan zikir kepada Allah serta mementingkan keredhaanNya.
10) Maksiat Menumbuhkan Maksiat Lain
Seorang ulama salaf berkata bahawa jika seorang hamba melakukan kebaikan, maka hal tersebut akan mendorong dia untuk melakukan kebaikan yang lain dan seterusnya.
Dan jika seorang hamba melakukan keburukan, maka dia pun akan cenderung untuk melakukan keburukan yang lain sehingga keburukan itu menjadi kebiasaan bagi si pelaku.
11) Maksiat Mematikan Bisikan Hati Nurani
Maksiat dapat melemahkan hati dari kebaikan.
Sebaliknya akan menguatkan kehendak untuk berbuat maksiat yang lain. Maksiat juga dapat memutuskan keinginan seseorang untuk bertaubat.
” Wahai hamba-hambakKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah Mahamengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah yang Maha Pemgampun, Maha Penyayang.”
[39 : 53]
Wallahu a’lam
Oleh : Ustaz Jafri Mahmoodi